Assalamu’alaikum semuanya..
Karena masih dalam suasana
lebaran, saya mau ngucapin selamat hari raya Iedul Fitri mohon maaf lahir dan
bathin semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini diterima Allah SWT
dan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya.
Suasana lebaran yang tidak biasa,
karena harus melewatinya tanpa seluruh anggota keluarga berkumpul,
bersilaturahmi, berziarah ke makam orang – orang tersayang yang telah
mendahului kita. Kayak bukan lebaran gak sih.. kadang masih sempet mikir gitu.
Makanya pas malam takbiran saya sama sekali gak bisa tidur. Udah siapin koper
dan bikin list apa saja yang harus dibawa saat mudik, siapa tahu kan di detik –
detik terakhir suami akhirnya berubah pikiran dan membandel kemudian kita mudik diam - diam.
Baca juga : Dilema mudik ditengah pandemi
Tapi, pada kenyataannya sampai
menjelang subuh kami masih dirumah ini, diperantauan. Ya udah mau gimana lagi, keadaan yang menghruskan demikian. Bukan karena takut sama covid-19 kemudian jadi tidak
percaya sama perlindungan Allah SWT, lebih takut sama peraturan perusahaan dan
pemerintah, tidak percaya sama takdir, dan lain sebagainya. Seriusan kita
dikata-in gitu sama seseorang, dengan kesombongannya.
Padahal, kita tidak mudik adalah sebagian dari ikhtiar maksimal yang dapat dilakukan bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain disekeliling kita juga keluarga besar kita nantinya dikampung halaman.
Saya percaya mudik atau tidak
mudik bukanlah masalah yang besar, yang penting komunikasi masih tetap lancar
dan hati kita saling memaafkan serta mendoakan yang terbaik. Jadi buat
seseorang ataupun banyak orang yang pada akhirnya tetap mudik, maka
berbahagialah kalian karena bisa berkumpul dengan keluarga dan merayakan lebaran
dengan sempurna.
Baca juga : Merayakan lebaran dimana?
Saya tidak bikin ketupat, tapi
pesen beberapa bungkus lontong sama tetangga yang kebetulan menerima pesanan. Rencananya saya akan bikin sayurnya
seseudah sholat Ied. Selain itu beberapa hari sebelum lebaran saya sudah bikin
banyak cemilan untuk hidangan lebaran walaupun tidak yakin bakalan ada tamu
jadi memang buat sendiri aja, dan sedikit hantaran untuk tetangga.
Baca juga : Bikin kacang bawang renyah untuk sajian lebaran
Ternyata karena memang hampir 99% persen warga diperumahan tempat saya tinggal tidak mudik, jadi lumayan ramai. Kita saling mengunjungi untuk maaf-maafan dengan protokol kesehatan tentunya, yaitu pakai masker dan selalu bawa handsanitizer kemanapun. Makanan berlimpah karena saya juga dikirim ketupat dan kawan – kawannya seperti opor ayam, rendang, kentang balado, dan lainnya. jadi rencana bikin sayur ketupatnya gagal, dan sampai sore pun kami cukup makanan gak masak lagi.
MasyaAllah Tabarokalloh, yang tadinya kebayang bakalan ngerasa sepi banget lebaran cuma berdua aja sama suami, ternyata tidak. Kami disini baik – baik saja dan saling menguatkan. InsyaAllah akan ada masanya berkumpul lagi dengan keluarga besar tercinta. Yang penting pada sehat dulu aja ya kan?
Alhamdulillah, bagaimana hari lebaran kalian?
Wassalam,
pertiwi
Baca juga : Yang dirindu saat setiap lebaran