Lifestyle, Hobi, and Story

Histereskopi Operatif di RS Hermina Bekasi Barat

Monday, September 24, 2018

Bulan Mei 2018, pikiran lagi semrawut. Jadwal Haid berantakan padahal udah membulatkan tekad untuk ikutin saran dokter Rizki melakukan tindakan Histeroskopi.

Ketika si tamu bulanan datang, meski masih ada sedikit keraguan  tapi tetep sih akhirnya bikin janji untuk konsul juga, dan ternyataaaaa.... Dokternya lagi umroh sis, ya sudah memang harus fokus renovasi rumah dulu kali ya, karena memang sedang renovasi rumah per tanggal 7 mei 2018 kemaren.

Satu siklus menstruasi pun berlalu. Mulai mengumpulkan keberanian lagi untuk bikin janji di siklus bulan berikutnya. Setelah menuntaskan 6 hari puasa sunah syawal dan 7 hari bayar hutang puasa, jeda beberapa hari kemudian tamu yang lumayan tidak ditunggu ini pun datang. Langsung bikin janji temu dengan dokter Rizky dengan semangat 45!

Lebih dari setahun belakangan ini memang tiap kali konsul ke dokter jarang ditemani suami. Tidak 'Baper' kok, kan paham situasinya suami lagi kerja. Yang tidak bisa tiap saat ijin datang terlambat, atau pulang cepat demi mengantar istrinya yang kalau bikin jadwal di hari kerja dan jam kerja pula. Ya sudah nikmatin aja wara wiri nge'grab' atau kalau sedang beruntung bisa minta di temani atau di anter adik bungsu. Udah bahagia lhoo hati saya ini.

Hari jumat siang, saya ijin saat jam makan siang karena memang jadwal dokternya pukul 11.00 s.d 14.00 WIB. Masih memungkinkanlah dalam bayangan saya. Saya jalan dari kantor sekitar 13.30 siang. Kelarin sedikit kerjaan yang urgent supaya tenang saat ijin ke keluar. Tapi untuk kesekian kalinya jadwal dokter pun ngaret.

Jam 15.00 WIB Ibu dokter tercinta baru mendarat, dikarenakan ada meeting dengan manager rumah sakit. Alasan yang sedikit membuat tensi darah meroket ya gak sih.. ?
Sepenting apa sih meeting itu sampai harus menelantarkan pasien. Yang mungkin datang kesana dengan penuh harapan, kecemasan dan segala tetek bengek urusan yang sementara ditinggalkan. 

Mana hari itu gak sarapan karena ngebut kerjaan ditambah sedikit kurang nafsu makan, tenggorokan kering, sedang mens, badan meriang dan flu berat. Sungguh kondisi yang rasa - rasanya pengen di traktir sop janda dengan taburan cabe rawit yang melimpah, di temani dengan nasi hangat bertabur bawang goreng krispi. Minumnya cukup dengan air jeruk peras yang masih panas. Mantap!

Sayangnya itu semua cuma halusinasi, sore itu saya masih duduk ngelamun sambil menunggu antrian, ke sebelas!
Sekitar pukul 16.15 menit baru di panggil itu pun setelah pasien sebelum saya menghilang entah kemana, mungkin ke toilet, mungkin sedang mengisi perut karena terlalu lama menunggu atau bahkan pulang karena lelah. Menurut kalian dia kemana? *meneketehe

Terlepas dari teka teki pasien nomor 10 yang menghilang, akhirnya saya terpaksa menggantikannya dengan senang hati. Lumayankan..

"Bagaimana Bu? Ada apa?" Kata Bu Dokter dan saya bilang, 
"saya blm hamil dok, saya sedang haid hari ke-3" kata saya waktu itu.
Setelah sebelumnya dokter sempat menilai prograss diet saya, dari angka hasil timbangan tadi yang menunjukkan angka yang menggembirakan. wajarlah ya secra kan baru aja selesai puasa di bulan Ramadhan, bayar hutang puasa dan puasa syawal.  

Akhirnya saya pun menduduki kursi singgasana itu. Untuk pengecekan apakah polip masih ada atau tidak. Dan faktanya itu polip masih ada. Dengan tegas saya bilang ke dokter jadwalin saja untuk waktu tindakan HO nya.

Setelah urus ini itu kebagian administrasi dibuatlah surat rujukan untuk rawat inap satu malam sebelum tindakan ditambah resep obat yang harus diminum 2 hari sebelum tindakan. Katanya sih itu obat untuk membuka jalan lahir.

obat yang harus diminum 2 hari sebelum tindakan HO


Hari rabu, tanggal 25 Juli 2018 sepulang kantor saya buru - buru pulang untuk mandi dan bawa sedikit keperluan untuk menginap antara lain : Kain sarung kesayangan warisan dari nenek, 1 stel pakaian dalam, satu stel baju tidur, sikat gigi, odol, facial foam, sabun cair dan cairan antiseptic. Selain itu bawa sebungkus biskuit malkis dan sebutir mangga yang sudah di potong - potong serta beberapa butir jeruk yang tersisa di kulkas.

Toiletries


Drama pertama adalah saat muter - muter cari parkiran, karena RS. Hermina Bekasi Barat memang segitu kecilnya deh parkirannya. Yang kalau di lihat udah pasti penuh terus, atau pas kebeneran aja ya.
Drama selanjutnya adalah antri di pendaftaran. Padahal ya udah ada surat pengantar juga yang di buat saat konsultasi terakhir kali. Entah karena memang saya lagi laper, panik atau apa semua terasa berjalan lambat.

Akhirnya bisa masuk ruang perawatan juga sekitar pukul 20.00 WIB. Sejak awal saya memilih kelas III selain karena memang cari yang ramai biar gak serem, juga karena alesan budget. ya kalo cuma tidur dirumah sakit ngapain yang mahal - mahal sih. Kalo mau liburan oke deh ya cari penginapan yang bagusan. Karena diruang kebidanan bahkan suami aja gak boleh nungguin lewat dari jam 22.00 WIB. Alhamdulillah banget ada Mama yang bersedia nungguin.

Pukul 22.30 diambil darah untuk test laboratorium persiapan operasi besok. Di cek tensi darah juga, dan disuruh makan malam untuk persiapan puasa besok pagi.  Dikirimlah nasi goreng rumah sakit dengan telor ceplok yang rasanya ya "B -ajah", tapi ya Alhamdulillah,hehe.

Kemudian sekitar jam 2 malem minum banyak air putih karena setelahnya harus puasa makan minum. Lanjut tidur lagi sampai pagi. Saat itu saya masih nge-flek gitu mens nya belum bener - bener bersih. Sempet galau tapi pas tanya sama suster katanya gak masalah.

Setelah mandi dan ganti piyama biar nyaman. Akhirnya jam 7 datanglah perawat yang akan membawa saya keruang eksekusi. Sebelumnya di tusuk jarum infus buat masukin obat gitu. Berasa jadi orang sakit karena mesti di dorong - dorong dalam keadaan terbaring. Melewati lorong - lorong rumah sakit dalam kondisi pikiran dan hati yang sulit untuk di deskripsikan lagi.

Berada di ruang peralihan, terakhir diantar sama Suami dan Mama kemudian diminta berdoa supaya di lancarkan segala sesuatunya,merekapun diminta keluar ruangan.Kemudian saya ganti seragam operasi yang jahitannya jaya orang kehabisan benang dengan melepas semua atribut pakaian yang melekat. Tiba - tiba aja merinding karena hawa dingin ruangan terasa menusuk kulit.

Selesai cek ini dan itu yang sebenarnya cuma sekedar wawancara ringan, nama, tanggal lahir, ya gitu - gitu aja sih tiap akan dilaksanakan  tindakan. Mungkin takut ketuker pasien kali ya, baguslah dari pada asal suntik kan bahayaaaaaa!

Diantarlah saya menuju sebuah ruangan yang  berisi segala tetek bengek peralatan menyeramkan. Ada semacam alat deteksi detak jantung di sebelah kanan, dan semacam monitor gitu di sebelah kiri. Ada meja yang berisi berbagai macam tools yang nantinya bakalan di pake.

Menatap langit - langit ruang operasi yang dingin. Cuma bisa istighfar, memohon ampun atas segala dosa - dosa yang pernah di perbuat. Bagaimana jika disinilah saat terakhir kalinya saya bisa membuka mata? Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Semua saya pasrahkan kepada Allah SWT. Sekali lagi, manusia cuma bisa berusaha tapi cuma di tangan Allah takdir kita di genggam.

Dokter Rizki yang akan mengeksekusi sudah ada di posisi, begitu juga dengan dokter anastesi. Tepat hitungan ketiga setelah selang terpasang dihidung dan saya menghirup udara yang begitu dingin ditambah dengan suntikan dibagian tangan. Terus saya di minta berhitung 1 - 3 kali dan tarik nafas dalam - dalam. Disitulah kesadaran saya berakhir. Saya tidak merasakan apapun selain beberapa kali tepukan di bahu dan beberapa kali nama saya di sebut, yang mungkin oleh suster yang mendampingi dokter operasi. dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar. 

Ketika saya mulai bisa membuka mata hal pertama yang saya lihat adalah lampu yang ada di langit -langin ruang operasi, ruangan dingin tempat terakhir kali terpejam. Yups saya masih diruang operasi. Sadar, tapi  tak sepenuhnya sadar karena masih dalam kondisi lemes selemesnya.

Sekitar jam 10 saat saya kembali melewati lorong - lorong menuju ruang perawatan. di iringi suami  dan mama tercinta.

Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar.

BTW,  baca juga cerita Sebelum HO disininya.

Wassalam,

Yang Masih Berjuang Untuk Menjadi Ibu