Lifestyle, Hobi, and Story

Review Buku #TEMANTAPIMENIKAH

Saturday, March 24, 2018
Buku #TEMANTAPIMENIKAH
Assalamu'alaikum,

Aku baca buku ini udah beberapa bulan lalu, mumpung masih happening banget ini, karena film nya bentar lagi tayang aku pengen review sedikit.

Eh be-te-we aku mereview buku bukan berarti aku seorang yang ahli gimana gitu ya, ini hanyalah review seorang aku yang hobi baca novel. 

Jadi awalnya beli buku kuning ini karena liat timelinenya si penulis yaitu Ayudia Bing Slamet dan suaminya Ditto. 

Disamping penasaran juga sama kisah mereka yg kalo dipikir - pikir hampir sama dengan kisahku dan suami, yaitu #temantapimenikah meski gak seratus persen sama sih karena ya aku dan suami gak seakrab itu di jaman old. 

Buku terbitan Elex Media komputindo yang covernya berwarna kuning, setebal 208 halaman ini menceritakan  kisah persahabatan antara Ditto dan Ayu dari SMP sampai sengan SMA hingga akhirnya memutuskan untuk menikah.

Saat SMP mereka satu kelas, persahabatan  antara Ditto yang dikenal sebagai cowok supel dan Ayu yang tomboy sudah tidak diragukan lagi. Bahkan Ditto mengajak Ayu bergabung dalam Band sekolah mereka sebagai vocalis dan dia sendiri di bagian perkusi.

Yang ternyata alasan di balik ajakannya adalah agar mereka bisa lebih sering bersama.

Hingga akhirnya mereka lulus dari SMP dan tetap memilih melanjutkan di sekolah yang sama. Dan demi bisa sekelas dengan Ayu saat pembagian jurusan, Ditto bahkan rela menukar jurusan dari IPA menjadi IPS. Meski terdengar konyol ya gak sih.. Tapi toh mereka bisa membuktikan konsistensi dalam passion mereka.

Ayu dan Ditto sendiri sudah berulang kali ganti pacar. Entah karena tak cocok, bosen dan alasan lainnya. Sampai akhirnya Ayu merasa lelah untuk pacaran lagi karena harus berulang kali merasakan putus cinta. 

------
Ayu Menatap Ditto untuk waktu yang cukup lama. Rasanya sangat berat untuk melepas sahabatnya selama enam tahun ini untuk pergi kuliah ke kota yang berbeda dengannya. Cowok itu sudah jauh lebih tinggi  dari saat ia pertama kali bertemu dengannya di SMP. Gaya rambutnya pun sudah berubah, berhasil menunjang penampilannya tiap manggung bersama band-nya. Jadi lebih keren---sedikit keren, ralat. Ia tak akan mengakui hal ini di depan Ditto secara lansung. Bisa - bisa cowok itu nyengir selama sebulan karena senang.
---
Teman tapi Menikah hal. 113

Hingga saat mereka sudah lulus SMA dan memilih kuliah dikampus dan kota yang berbeda. Komunikasi mereka tetep berjalan meski tak se-intens sebelumnya. Bahkan sesekali masih sering bertemu.

Ditto yang di ceritakan dalam cerita ini sebenernya sudah punya perasaan special dengan Ayu sejak awal persahabatan mereka begitupun sebaliknya. Hanya saja mereka seperti enggan untuk mengakuinya.
Juga karena tak ingin merusak persahabatan mereka.

Saling mengagumi satu sama lain meski yang terlihat adalah sebaliknya.

-----
Satu hal yang menguntungkan dari jarak yang ada di antara ia dan Ayu adalah, setidaknya saat ini ia tak perlu memasang ekspresi senang atas kabar gembira yang ayu sampaikan tersebut.

Ditto tak tahu ia menghabiskan berapa lama untuk merenung dan memikirkan semua yang ia rasakan sejak awal kepada Ayu. Ia kira perasaan macam ini hanya bertahan saat mereka masih sekolah. Hanya rasa suka yang .... begitu saja. Suka karena terbiasa.

Benarkah Ditto menyukai Ayu?

Ditto tidak menemukan jawaban yang tepat  sejak dulu ia tak ingin persahabatannya dengan Ayu hancur begitu saja karena ketidaksukaannya terhadap semua pacar Ayu, karena keinginannya untuk terus bersama Ayu, karena kesukaannya menatap Ayu yang bicara dengannya dan mata bulatnya yang selalu terlihat senang ketika membicarakan hal - hal yang ia sukai.

Ia menyukai Ayu, menyukai semua yang ada didiri cewek itu.
Ia menyukai sahabatnya.
Maka dari itu, sejak dulu bahkan sampai sekarang, ia tak akan memberi tahu hal itu kepada Ayu.

------
#temantapimenikah,hal.144

Singkat cerita, akhirnya Ditto memberanikan diri mengungkap perasaannya. Ayu yang sempet kaget dan bingung harus jawab apa.

Pada akhirnya mereka menikah karena merasa sudah menemukan teman terbaik sepanjang hidup mereka. Seseorang yang selalu ada dan menerima apa adanya.

Mereka punya masa lalu bersama, masa kini bersama dan punya masa depan bersama, so sweet...

Dari halaman pertama sampai terakhir, aku tuh kaya lagi dengerin seorang sahabat yang curhat ceritain perjalanan kisah cintanya, mengalir gitu aja.

Bahasanya lugas dan mudah dipahami, meskipun konflik ceritanya menurut aku datar aja, mungkin karena ending ceritanya udah ketahuan ya.. Jadi gak terlalu bikin penasaran banget.

Ya iyalah namanya juga kisah nyata,😁😁

Karena jodoh adalah misteri, kita tidak akan pernah tahu, sejauh mana kita berjalan, setinggi apa kriteria jodoh idaman, jika ternyata takdir kita adalah mungkin tetangga kita atau sahabat kita sendiri.

Seperti kisah Ayu dan Ditto misalnya, yakin deh banyak juga yang ngalamin kisah hampir sama kaya mereka.

Jadi, yang masih jomblo atau menanti jodohnya sabar ya.. Siapa tahu mereka adalah orang - orang yang ada di deket kalian. Kaliannya aja yang kurang peka! 

"Bosan itu pasti, tapi jangan pernah saling pergi. Selalu sayang, ya"
-Teman tapi Menikah-

Wassalam,

Dari yang di nikahi temen sendiri,
Pertiwi


Baca juga ulasanku tentang buku Dilan, atau Kisah Ale dan Anya dalam Critical Eleven







Kenangan Dilan dan Milea

Friday, March 16, 2018


Assalamu'alaikum

Review Buku lagiii kita..

Menyelesaikan 3 seri buku karya Pidi Baiq ini membuat saya tertegun cukup lama. Nyaris seminggu lebih mengendap saja apa -apa yang ingin saya tulis. Saya belum siap menerima kenyataan bahwa kisah antara mereka berdua berakhir begitu saja.

Buku pertama, Dilan, Dia adalah Dilanku ,1990. Merupakan kisah yang diambil dari sudut pandang Milea. Tentang siapa Milea, bagaimana Dilan pertama kali berkenalan dengannya di tulis dalam buku ini.

Sebagian karakater Dilan di ceritakan oleh Milea dengan detail.
Dilan yang hobi nge -gang Motor, berantem tapi juara kelas, dan hormat pada Ayah Bundanya. Seriusan saya jadi penasaran sama sosok Dilan.

Perkenalan mereka yang unik, kejutan dari Dilan yang unpredictable, lucu dan udahannya bikin meleleh.

Kebayang  sih jaman dulu itu kan kalo cowok mau kenalan agak - agak gengges gimana gitu ya, haduhhh jadi inget jaman dulu jamannya masih suka koleksi kertas surat warna - warni dan tukeran biodata sama temen sekelas hahaha ketauan deh tuirnya.
Serius ini buku narasi dan dialognya kocak abisssssss!

Di Buku ke 2 (dua) Dilan, Dia adalah Dilanku 1991, masih ada sensasi kocak di awal cerita dan kemudian saya seperti dihempas rasa yang mengharu biru.
Kesedihan Milea karena sikap Dilan yang acuh.

Serta kenangan  kekocakan mereka berdua yang tiba - tiba menjadi berbeda dan menguap begitu saja. Pembaca yang udah di bikin baper dan cekikikan terus di paksa untuk bermuram durja sungguh ku tak rela, belum ikhlas rasanya.

Sebagai generasi yang masa remajanya tanpa sosmed tanpa handphone. Dimana komunikasi begitu sangat - sangat terbatas. Ketika perasaan hanya bisa dipendam dalam diam. Dan kesalahpahaman menjadi sesuatu yang sulit untuk diuraikan. 

Kenyataan bahwa Milea masih terus mengenang kisah mereka, mengingat dan lebih parahnya masih begitu dalam mencintai Dilan meski Milea telah menikah dan punya anak dengan orang lain.
Membuat hati saya ikut merasakan perih, sungguh saya turut prihatin pada Milea. 

Kemudian saya merasa beruntung tidak di hantui kenangan - kenangan indah macam itu. 

Buku ke- 3 , Milea, suara dari Dilan.
Adalah semacam klarifikasi dari apa yang di ceritakan oleh Milea pada 2(dua) buku sebelumnya, atau menceritakan apa yang mungkin belum ada diceritakan.

Seperti alasan - alasan menjauhnya Dilan, bagaimana perasaan Dilan pada Milea. Bahwa sebenarnya Dilan masih mencintai Milea. Dikenalkan juga pacar Dilan yang bernama Cika. 
Ah.. Jodoh memang misteri, betapa mudahnya Allah memisahkan dua orang yang saling mencinta sekalipun. Jika memang mereka bukanlah jodoh.

Fakta bahwa Dilan lebih siap dan tegar menghadapi perpisahan ini. Ada semacam kecewa sekaligus bahagia. Bahagia karena memang seharusnya pria lebih kuat hatinya. 
Kecewa karena ya Allah kasihan Milea merasakan kesedihannya sendiri.

Dalam segi bahasa, jujur saja baru kali ini membaca novel yang gaya bahasa nya seperti ke - 3 novel ini. Tidak terikat dengan gaya bahasa ataupun struktur yang baku, bahkan kosakatanya pun cenderung suka - suka. Gaya menulis yang unik.

Beberapa review yg saya baca di goodreads, ada yg pro ada pula yang kontra. Itu sih terserah ya tergantung taste masing - masing pembaca. Kalo saya sih yes banget kalo ada buku seri ke - 4 nya hahahahaha. Pokoknya bersambung terus sampe happy ending.

Pesan moralnya adalah Menjaga komunikasi yang baik dalam segala aspek kehidupan. Biasakan untuk mengklarifikasi langsung pada pihak terkait supaya kesalahpahaman tidak berlarut -larut dalam suatu hubungan. Jangan telan mentah - mentah gosip yg beredar. Saran saya di rebus dulu kemudian tambahkan bumbu, sayuran, dan telor biar sedapp, mi rebusss kalii ah..

Kapan hari pernah bertukar cerita sama Pak Suami tentang kisah kasih jaman dia sekolah dulu, di denger - denger kayak ada manis- manisnya gitu deh. Kok seru ya, sayangnya gak ada saya nya disitu. 

Pas saya cerita balik, dia bilang "hambar sekali hidupmu" gubrak deh... Sebegitu gak seru pun saya menyesal kok ya jaman antah berantah gitu udah kenal cinta - cintaan, rada jijay juga kalo di inget -inget.

Ya Allah maafkan aku yang dulu. Pernah galau, baper, terluka, patah hati halah... Bye semua yakkk 

Satu hal yang ingin saya sampaikan pada Milea, atau siapapun yang pernah punya masa lalu, apalagi mantan yang kayak Dilan, eh!

"Kalo kita tidak bisa memiliki apa yg kita cintai, maka cintailah apa yang kita miliki,"
Semoga kita bisa bersikap bijak, untuk menempatkan siapa yang layak dan berhak di simpan dalam hati dan doa kita.

Mengutip quaote-nya eyang B.J. Habibie untuk  istri tercinta,
"Masa lalu ku adalah milikku, masa lalumu adalah milikmu tapi masa depan adalah Milik Kita"

Pliss, Move on Dong Milea..😁

BTW sebenernya tulisan ini pengen di post jauh sebelum Film Dilan 1990 Tayang. Tapi kelupaan dan akhirnya ngendep gitu aja di draft. Sebegitu booming nya film ini, dari pro dan kontra pemainnya, hingga akhirnya banyak yang baper setelah menonton. Kesimpulannya Dilan ini mendadak menjadi sosok yang di idolakan banyak kalangan dari remaja samai emak - emak. 

Semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerjang, demikianlah.. Dilan yang banyak menuai pujian pun akhirnya harus menerima beberapa kritik juga, entah apa maksudnya.

Ada yang bilang Syiah lah.. Karena dalam diceritakan bahwa dilan mengidolakan khomaeni. Dengan pemaparan yang seolah - olah menjadi fakta. Banyak pula yang mencemooh, bahwa film Dilan memberikan pengaruh buruk pada remaja. Ada pula yang bilang gaya gombalnya lebay dan norak. 

Padahal novel, film ataupun sinetron tang lebih vulgar juga banyak sih.. Dasar mereka dengki aja tuh sama kesuksesan Dilan. Haha...

Padahal yang ngomong itu belum tentu juga bisa berkarya lebih baik.

Padahal yang bilang Dilan norak, bisa jadi kesehariannya lebih norak, lebih alay dan lebih jijay..

Heran deh hobi banget ngejelekin karya orang, karya anak negeri sendiri dan lebih herannya lebih bangga sama karya orang lain macam Drakorlah oppa korea lah.. 
Udah lah.. Bhay!

Sekian dulu dari saya, 

Wassalam.

Perjalanan Menjadi Ibu

Sunday, March 4, 2018
Assalamu'alaikum, 

Setelah hiatus beberapa lama dari sosial media dan menulis. Kurang lebih sebulan ini, meskipun sejatinya aku tidak pernah benar - benar pergi dari dunia kepenulisan dan buku - buku.

Kali ini aku mau share tentang perjalanan aku dan suami dalam menjalani program kehamilan. 

Diusia pernikahan kami yang ke -5, bukanlah waktu yang sebentar bagi kami untuk menunggu kehadiran momongan tapu bukan pula waktu yang lama bagi usia pernikahan kami, yang tentunya berharap selamanya sampai akhir usia.

Pernah putus asa? Tidak! Saya bukan orang yang mudah putus asa. Meski perasaan sedih pasti ada. Tapi kemudian aku sadar, seumur hidup Allah sudah begitu banyak memberiku nikmat, kesehatan, rejeki, keluarga, usia, waktu dan semuanya bahkan aku tak mampu lagi menghitung. 

Apa pantas aku mengeluh? 

Aku malu untuk mengeluh. Karena aku tau apa - apa yang Allah rencanakan adalah sebaik - baiknya rencana. Melebihi batas apa yang mampu di pikirkan oleh manusia.

Tentang Program kehamilan, 
sebenernya aku udah mulai datengin Spog sejak setahun pertama setelah menikah. Tepatnya sekitar bulan juni 2014.

Kok masih inget sih? 

Kebetulan beberapa waktu lalu, aku bersihin kulkas dan kotak obat, nemu deh resep pertama kali ke SpOg.

Jadi waktu itu aku terlambat haid beberapa minggu dan perut berasa begah banget. Saat itu sih perasaannya biasa aja gak terlalu exited gimana banget. 

Karena beberapa bulan pertama pasca pernikahan juga pernah telat haid lebih dari 2 minggu, saat itu antara siap gak siap nerima kenyataan kalo misalnya aku hamil beneran. 

Kok gitu? Entahlah waktu itu aku masih yang bener - bener baru beradaptasi banget sama suami. Dan peran sebagai istri yang cukup menguras waktu dan energi. Bayangkan waktu itu berat badanku malah turun dong dan makin kurus. 

Awalnya ke bidan terdekat, dan bidannya bilang untuk lebih memastikan harus di USG.

Berhubungan newbi banget dalam urusan perhamilan, dan gak ada sama sekali referensi dokter. Akhirnya aku dan suami ke RS. Juwita, secara memang disana yang terdekat dengan tempat tinggal aku yang sekarang.

Lupa nama dokternya, yang jelas saat itu doktenya Bapak - bapak dan aku udah parno, nanti di apain ya? 

Alhamdulillahnya antriannya cepet, cuma 2 atau 3 orang aja. Di ruang praktek dokter tsb, aku dan suami ditanya2 sebentar tentang keluhannya apa, berapa lama menikah dan tibalah saatnya aku naik ke atas tepat tidur prakter untuk di USG perut. 

Ternyata aku belum hamil kok, kata dokternya hanya gangguan hormon aja, jangan stress, toh baru belum lama menikah, di nikmati aja semua prosesnya. Siap Dok!
Setelah itu dokter memberi resep Primolut, dan vitamin becombion.

Sejujurnya obat itu gak aku minum sama sekali. Karena nasehat beberapa teman yang bilang sebaiknya jangan minum obat peluruh haid. Siapa tau kan kalo ternyata hamil. 

Singkat cerita akhirnya aku haid juga meskipun gak minum primolut yang di resepin dokter. 

Ya udah, saat itu sih masih santai aja kan belum hamil ya udah mungkin emang masih harus pacaran dulu, secara kami nikah tanpa proses pacaran. Dan tentu saja kami harus melalui proses adaptasi dalam berbagai hal. 

Selang beberapa bulan saya mengalami gangguan menstruasi lagi, dulu sempet telat haid sekarang malah sebulan bisa 2x. Akhirnya aku atur jadwal lagi kunjungan ke SpOg. Kali ini pilih RS. Bella karena dekat dengan kantor dan kebetulan ada jadwal dokter wanita juga. 

Saat itu dengan dokter W.S Redjeki, daftar dari jam 5 sore baru masuk ruang praktek jam 9 malem, antriannya banyak banget. Disinilah pertama kali ngalamin ngantri berjam-jam  di dokter kandungan. Mana gak dianter suami, untung ada adek yang setia nemenin, bawain makan dll. Inget juga disini aku kehilangan payung. 

Well, kembali ke permasalahan utama ya, jadi pas ke dokter Redjeki ini ditanya keluhannya apa, aku bilang aja jadwal mensku berantakan, sebulan ini 2x dan ditambah, pusing dan mual. Kemudian aku diminta usg trans V. Sempet kaget dan gak nyaman. Kata dokter rilex aja, Oke aku pun berusaha rilex.

Dokter bilang semuanya bagus. Rahimku bagus, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Ini hanya gangguan hormonal, stress dan kelelahan. Kemudian dokter memberikan resep Lanturol dan apalagi waktu itu aku lupa. 

Pulang naik angkot sendirian lewat dari jam 10 malam. Masih ada perasaan tidak nyaman pasca usg transV. Gak nyaman banget!

Setelah kunjungan kali ini. Aku menyimpulkan bahwa aku baik - baik saja. Hanya perlu banyak berdoa dan mencoba menjaga pola makan dan mungkin mengurangi aktifitas yang memicu stress yang dapat membuat kacau hormonku. 

Pernah juga aku ngalamin mual - mual yang aku pikir, ya palingan masuk angin aja atau kecapean. Tapi biasanya emang gak separah itu. Sampe muntah dikantor segala. Dirumah gak nafsu makan, badan lemes kepala pusing dan berat.

Perut laper tapi mual dan lidah terasa pahit. Dibeliin nasi padang sama suami, yang biasanya lahap, ini gak mau sama sekali. Anehnya adalah biasanya walaupun aku sakit aku tetep doyan makan lho.. Kok ini gak mau, bahkan di tawarin mi rebus pun sampe pengen muntah nyium bau nya. 

Ada apa denganku?  Entah lah jadwal mens masih beberapa hari lagi. Jadi aku gak mau Ge - er dulu. Karena aku lemes dan dehidrasi parah, yang kebayang di pikiran cuma pengen buah pisang atau jeruk. Pas di beliin pun cuma makan satu aja.

Akhirnya aku bilang ke suami, minta berobat aja karena gak berani minum obat warung. Udah super kliyengan jalan ke kamar mandi aja nyaris jatuh.

Btw sebelum ke dokter suami minta aku tespack waktu itu sekitar jam 4 sore, hasil negatif! Fix deh ini mah meriang aja. Buruan berobat minimal biar doyan makan dan gak pusing.

Akhirnya ke klinik kebidanan terdekat. Dan bidannya gak ada. Cuma ada dua orang perempuan muda yang kemungkinan adalah assistan bidan. Dan aku sedikit meragukan mereka. Tapi ya udahlah, berhubung udah gak karuan ini badan aku pasrah aja.

Setelah menjalankan serangkaian prosedur seperti cek tensi, suhu dll, mereka ngeresepin aku obat pusing, obat mual, dan demam juga. 

Sepulangnya dari klinik itu aku makan buah pisang dan minum obat. Lumayan bisa tidur pules, demamnya turun dan mual juga berkurang. Udahannya aku flek, flek lagi dan akhirnya deres. Anda belum beruntung, Silakan coba lagi! Hahaha.. 

Pelajaran banget untuk jaga kondisi dan sebisa mungkin tidak minum obat apapun. Kalo udah mual atau meriang. Tahan dulu, sugesti positif... Sehat.. Sehat.. aku sehat,  aku siap untuk hamil, melahirkan dan merawat anak - anak dengan baik!