Assalamu'alaikum,
Pagi ini, sama seperti pagi sebelumnya. Hanya saja masih terasa sejuk udara dan basahnya tanah sisa hujan semalam. Alhamdulillh hujan lagi, setidaknya siang nanti 'ngebulnya' debu bisa diminimalisir. Tambah romantis dengan secangkir teh manis.
Pagi ini, sama seperti pagi sebelumnya. Hanya saja masih terasa sejuk udara dan basahnya tanah sisa hujan semalam. Alhamdulillh hujan lagi, setidaknya siang nanti 'ngebulnya' debu bisa diminimalisir. Tambah romantis dengan secangkir teh manis.
Selepas nganter suami kerja, hemm.. nganternya cuma sampe depan pintu rumah aja sambil doain semoga semangat dan selamat. Setelah itu saya lanjutin rutinitas pagi seperti biasa, suka - suka aja.. Mau sarapan dulu, mau leyeh - leyeh dulu atau mau baca - baca dulu, atau apalah terserah, my home my rules. Kali ini saya memilih nengokin taman kecil yang ada di atas dapur.
Sebenarnya masih belum layak disebut taman, karena memang hanya sebuah tempat cuci jemur yang berantakan. Toren, jemuran, sisa kayu yang belum dirapikan, bak, ember, hanger, dan segala kerumitannya.
Tanaman pertama yang ada sana adalah kemangi yang dicabut dari tanah kosong dekat tempat kerja paksu.
"Tumbuh liar aja kok itu gak ada yang punya, dan sudah ijin pak satpam." kata dia. Hemm, tau aja pak saya baru aja mau tanya, takutnya dapet nyabut dari dari mana gitu dan tanpa izin.
"Tumbuh liar aja kok itu gak ada yang punya, dan sudah ijin pak satpam." kata dia. Hemm, tau aja pak saya baru aja mau tanya, takutnya dapet nyabut dari dari mana gitu dan tanpa izin.
Selanjutnya dua pot pucuk merah mulai bertengger dengan cantik menemani kemangi. Hadiah pindah rumah dari adik saya. Dia bilang, "Rawat baik - baik yaw"
Ku jawab, IYA dengan mantap dan yakin. Lha cuma tinggal siram doang apa susahnya? Okey fix. Terus nambah lagi satu tanaman mangga, dan pohon salam yang saya beli sendiri. Terakhir adalah dua tanaman bidara arab yang saya dapat dari kakak ipar.
Semua baik - baik saja, tidak terlihat sangat subur dan rimbun yang 'waw' banget tapi minimal mereka hidup. Dan saya juga jarang berlama - lama dengan mereka, selesai siram udah tinggal. Keseringan juga yang nyiram paksu. Sampai pada saat pulang mudik kemarin, liat mereka kering kerontang, tiba - tiba aja nyeri. Karena tidak disiram selama kurang lebih sepuluh hari dalam kemarau panjang yang super panas.
Sedih banget! dan merasa gagal merawat mereka dengan baik. Gak tau harus gimana lagi selain berusaha maksimal menyiram mereka sehari dua kali. Berhasil atau tidak itu sudah diluar kapasitas saya sebagai manusia. Ya kan yang memberi kehidupan hanya Allah SWT.
Dalam aksi penyelamatan tanaman inilah saya mulai menemukan suatu yang menarik, kebahagiaan melihat sebuah proses kehidupan. Ya, sejak saat itu saya mulai belajar mencintai tanaman, belajar menanam, dan berusaha merawat tanaman dengan sebaik - baiknya.
Lebih dari itu semua, ada beberapa alasan yang akhirya menjadikan saya semangat bercocok tanam :
Lebih dari itu semua, ada beberapa alasan yang akhirya menjadikan saya semangat bercocok tanam :
1. Aktivitas Outdoor Yang Menyenangkan
Saya memang tergolong manusia introvert yang malas keluar rumah jika bukan karena urusan tertentu. Alhasil saya lebih suka 'nguplek' dirumah saja, ditambah punya berbagai hobi yang bikin tambah betah didalem rumah yaitu rajut, jahit dan baca buku.
Meski berkebun diatas rumah tapi tetep kena sinar matahari. Jadi lumayan kan supaya pasokan vitamin D tercukupi, biar gak gampang osteoporosis gais, hehe. Tidak berlama - lama tiap hari juga sih, sesekali agak lama kalau sedang bongkar media tanam bisa berjam - jam. Selebihnya hanya menyiram rutin dan memandangi mereka saja dengan durasi tak lebih dari lima belas menit. ya.. lumayan kan?
2. Sarana Release Stress
Saya merasa bisa release stress saat menatap mereka, sambil menghirup udara pagi yang sejuk. Sejak saat itu saya jadi lebih banyak jajan bibit tanaman, baik yang berupa tanaman hidup ataupun yang masih berupa biji, juga beli pot aneka ukuran dan pupuk tanaman.
3. Melatih Kesabaran
Kesabaran yang melebihi saat saya harus uwel - uwel benang saat merajut. Atau utak - atik mesin jahit. Karena yang saya hadapi adalah makhluk hidup, yang bahkan awalnya saya nggak paham saat tiba - tiba aja pada layu dan akhirnya mati perlahan. Seriusan ini butuh kesabaran, kesabaran untuk belajar dan tidak mudah menyerah. Karena masing - masing tanaman terkadang punya karakter yang harus kita pahami.
4. Lebih Mencintai Lingkungan
Belum bisa melakukan banyak hal besar untuk menjaga apalagi menyelamatkan bumi dari kerusakan. Tapi minimal bisa memulai dari hal kecil yang bisa kita rubah dirumah. Misal dengan mengolah sampah organik jadi kompos. Menjadikan sampah bekas air mineral untuk pot semai tanaman, dan pastinya menyegarkan udara dan mata melalui hijaunya tanaman.
5. Berhemat
Meski sebenarnya dikatakan berhemat extrim juga tidak, justru saya merasa saat mulai suka bercocok tanam malah sering jajan media tanam, pot, atau bibit tanaman, dan saya menyebutnya investasi. Ya, karena setiap kali belajar hal baru akan ada banyak insight yang kita terima. Kebahagiaan, kepuasan batin, release stress, dan tentunya siapa yang bertanam kapan waktu pasti akan memanen kan?
Sekarang variasi tanaman dirumah sudah lumayan banyak, terutama tanaman yang saya butuhkan sehari - hari. Ada daun salam, daun jeruk purut, sereh, pandan, cabe, daun ubi (alias lengguk), kangkung, kemangi, daun gingseng jawa, bidara, kelor, dll yang tentunya sering kita butuhkan.
Kalau dulu selalu beli dedaunan macam daun salam, daun jeruk purut, sereh, daun pandan tapi berakhir mubazir karena tak habis, kering dan akhirnya jadi sampah. Sekarang bisa petik di kebun sendiri sesuai kebutuhan yang biasa untuk bumbu dapur itu, jadi tidak mubazir lagi dan sekaligus berhemat juga. Uangnya bisa buat beli media tanam dan jenis tanaman lain.
Pada dasarnya dunia bercocok tanam bukanlah hal yang asing, karena dulu Ayah saya pun pernah bertani, kakek nenek juga petani juga berkebun. Hanya saja dulu kala apalah saya ini mana paham karaketristik tanaman, semai bibit, liat cacing saja sudah geli ya kan.., cuma paham seneng - seneng aja ikut ke sawah, lari - larian, main air 'solokan' dan ikut menikmati makan siang ditengah sawah yang rasanya jadi lebih nikmat meski cuma pakai sambal dan ikan asin.
Beruntungnya di era digital seperti sekarang kita belajar melalui media apa saja. Rajut, jahit, masak, blogging, make-up, juga ilmu bercocok tanam banyak saya dapat dari google, youtube, dan media sosial lainnya.
Ayo menanam dan hijaukan rumah.
Wassalam,
pertiwiutomo
3. Melatih Kesabaran
Kesabaran yang melebihi saat saya harus uwel - uwel benang saat merajut. Atau utak - atik mesin jahit. Karena yang saya hadapi adalah makhluk hidup, yang bahkan awalnya saya nggak paham saat tiba - tiba aja pada layu dan akhirnya mati perlahan. Seriusan ini butuh kesabaran, kesabaran untuk belajar dan tidak mudah menyerah. Karena masing - masing tanaman terkadang punya karakter yang harus kita pahami.
Batang daun ubi yang akan di re-growth |
4. Lebih Mencintai Lingkungan
Belum bisa melakukan banyak hal besar untuk menjaga apalagi menyelamatkan bumi dari kerusakan. Tapi minimal bisa memulai dari hal kecil yang bisa kita rubah dirumah. Misal dengan mengolah sampah organik jadi kompos. Menjadikan sampah bekas air mineral untuk pot semai tanaman, dan pastinya menyegarkan udara dan mata melalui hijaunya tanaman.
5. Berhemat
Meski sebenarnya dikatakan berhemat extrim juga tidak, justru saya merasa saat mulai suka bercocok tanam malah sering jajan media tanam, pot, atau bibit tanaman, dan saya menyebutnya investasi. Ya, karena setiap kali belajar hal baru akan ada banyak insight yang kita terima. Kebahagiaan, kepuasan batin, release stress, dan tentunya siapa yang bertanam kapan waktu pasti akan memanen kan?
Macam - macam benih |
Sekarang variasi tanaman dirumah sudah lumayan banyak, terutama tanaman yang saya butuhkan sehari - hari. Ada daun salam, daun jeruk purut, sereh, pandan, cabe, daun ubi (alias lengguk), kangkung, kemangi, daun gingseng jawa, bidara, kelor, dll yang tentunya sering kita butuhkan.
Bibit Jeruk sunkist,jeruk lemon, dan jeruk purut |
Kalau dulu selalu beli dedaunan macam daun salam, daun jeruk purut, sereh, daun pandan tapi berakhir mubazir karena tak habis, kering dan akhirnya jadi sampah. Sekarang bisa petik di kebun sendiri sesuai kebutuhan yang biasa untuk bumbu dapur itu, jadi tidak mubazir lagi dan sekaligus berhemat juga. Uangnya bisa buat beli media tanam dan jenis tanaman lain.
Jajannya Pot untuk tanem tanem |
Pada dasarnya dunia bercocok tanam bukanlah hal yang asing, karena dulu Ayah saya pun pernah bertani, kakek nenek juga petani juga berkebun. Hanya saja dulu kala apalah saya ini mana paham karaketristik tanaman, semai bibit, liat cacing saja sudah geli ya kan.., cuma paham seneng - seneng aja ikut ke sawah, lari - larian, main air 'solokan' dan ikut menikmati makan siang ditengah sawah yang rasanya jadi lebih nikmat meski cuma pakai sambal dan ikan asin.
Beruntungnya di era digital seperti sekarang kita belajar melalui media apa saja. Rajut, jahit, masak, blogging, make-up, juga ilmu bercocok tanam banyak saya dapat dari google, youtube, dan media sosial lainnya.
Ayo menanam dan hijaukan rumah.
Wassalam,
pertiwiutomo
Baca juga kisah Kematian tanaman saat ditinggal mudik
Be First to Post Comment !
Post a Comment