Jumat malam, yeay besok weekend dan suami ngabarin bakalan lembur sampe malem.
Dan itu artinya aku gak perlu masak, atau mikirin menu makan malam. Aku sendiri gak terlalu laper. Udah rencana nanti sampe rumah, mandi dan mau langsung nge-Net, browsing apa gitu,atau buka2 pinterest cari inspirasi.
Tiba dirumah pukul 18.30 WIB, sambil selonjoran ambil novel critical eleven yg udah di beli sejak bulan maret lalu, tapi belum sempet di baca.
Disinilah mulai kenalan sama Anya nya Ale dan Ale nya Anya.
Bagaimana sang penulis mendeskripsikan tiap tokoh dengan sangat apik, mampu membuat aku seakan berada disana, dalam konflik kehidupan Anya dan Ale. Bagaimana penulis mampu menguliti tiap detail kisah dalam dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang Ale dan Anya.
Ikutan Senyum2 dengan cemistry cinta mereka yang manis, bagaimana Ale mencintai Anya dan Anya mencintai Ale, bagaimana mereka saling menemukan bahkan di sebelas menit pertama pertemuan mereka.
Aku jadi ikutan flashback saat dimana aku menemukan dan di temukan, yups pernah gak sih kalian bertemu seseorang begitu lama, sudah begitu dekat, sudah berkali - kali di yakinkan tapi hati kecil bilang, "bukan dia, bukan dia orang nya" kemudian memilih mundur karena pada akhirnya memang tak bisa memaksa hati untuk berkhianat pada apa yang di yakini nya. Tapi begitu mantap mengatakan "iya" pada seseorang yang mungkin baru saja kau temui bahkan sebelum dia menjanjikan apapun, karena hati kecil berbisik " Tepat. Dialah orangnya" kemudian semesta seperti di perintah Yang Maha Kuasa untuk memudahkan takdir kami. Takdir Aku dan Dia.
Satu hal yang sampai detik ini begitu aku syukuri. Dan itu tak hanya sekedar cinta, itulah jodoh.
Ciyeeeeeeeeee… hahahahaha… curcoll
Alurnya, latarnya, penokohannya, dialog yang ada didalamnya membuat novel setebal 330 halaman ini begitu asik dan mengalir saat dibaca. Tak heran penulisnya mendapat begitu banyak pujian.
Dan ikut berderai dengan konflik batin dalam diri mereka. Konflik yang pelan dan perlahan tapi mampu mengaduk - aduk perasaan ini membuat aku beberapa kali turut meneteskan air mata.
*kan kan.. Drama banget kan.. Iya sekarang mah aku jadi gampang drama hiks
Overall, Aku Suka banget ceritanya, sejauh yang pernah aku baca karya – karya Ika Natassa memang keren.
O ya aku bikinin sinopsisnya deh biar gak penasaran – penasaran amat yak..
Buku ini mengisahkan tentang perjalanan cinta Aldebaran Risjad (Ale) yang bekerja sebagai Insinyur Perminyakan yang mengharusnya bekerja di pengeboran minyak sana selama berminggu minggu, dengan Tanya Baskoro(Anya) seorang konsultan Manajemen yang juga mengharuskannya sering bertugas keluar kota bahkan luar negeri.
Dalam pesawat menuju Sydney pertama kami mereka bertemu. Pada saat itu pulalah sebenarnya mereka sudah saling menemukan satu sama lain. Mereka pun menikah.
Tetapi Anya seperti kehilangan sosok Ale yang begitu mudah membuatnya jatuh cinta, hanya karena satu kalimat menyakitkan yang diucapkan beberapa hari setelah kematian anak pertama mereka.
Disitulah konflik mereka bermula dan cinta mereka di uji. Tentang arti cinta, kesetiaan, kesabaran, kepercayaan dan kehilangan. Yang pada akhirnya mebuat mereka sadar mereka tak bisa lari dari cinta itu sendiri.
“Membuat kopi itu ritual laki-laki ,Le. Buat Ayah, semua langkah mulai dari memilih beans,grinding, sampai kopinya siap diseduh, prosesnya seperti hidup seorang laki – laki. Sebagai laki – laki, tugas utama kita adalah mengambil pilihan terbaik untuk diri kita sendiri dan orang –orang yang dekat dan tergantung pada kita. Sering proses menambil pilihan ini nggak bisa sebentar, Le, harus sabar. Sama seperti Ayah sabar memilik – milih biji kopi terbaik, sabar juga menjalani proses membuatnya sampai jadi secangkir kopi yang pantas dibanggakan karena enak banget. Hidup ini jangan dibiasakan menikmati yang instan – instan, Le, jangan mau gampang nya saja. Hal – hal terbaik dalam hidup justru seringnya harus melalui usaha dan menguji kesabaran dulu.”Ika Natassa, Critical eleven.
Aku pilih cuplikan yang ini karena pas banget yak Pak Suami suka banget kopi dan dia bikin sendiri. Jarang banget minta bikinin malah aku yang di bikinin. Dan aku sendiri bukan penggila kopi. jadi ya apapun itu kopi buatan suamiku paling enak seduania, LOL.
Happy weekend semuanya, happy Reading.
mau bacaaa juga bukunya
ReplyDeleteSilakan baca tanteeee...
DeleteGreat poost thankyou
ReplyDelete