Assalamu'alaikum,
Dengan adanya tulisan ini saya tidak sedang menggurui siapapun. Karena siapalah saya? Saya bukan siapa - siapa sehingga berhak merasa paling baik diantara yang lain. Tapi, semoga dengan tulisan singkat ini menjadi pengingat diri saya bahwa saya hanya manusia biasa yang juga pernah khilaf.
Pernikahan adalah ibadah. Dengan menikah sempurnalah separuh agama kita. Dengan menikah berarti kita juga telah menjalankan sunah dari Rosululloh.
Jadi niat kita saat menikah haruslah untuk beribadah kepada Allah SWT. Throw back saat saya berada dalam situasi menjelang pernikahan. Saya ingat - ingat lagi, apa sih yang membuat saya begitu yakin untuk melangkah ke gerbang pernikahan saat itu.
Saya ingin menghindari fitnah. Fitnah Pacaran. Pernah melalui masa jahiliyah dalam hidup. Bukan tentang saat itu belum paham akan hukum Allah. Tapi menjalankan prinsip amar ma'ruf nahi mungkar sungguh tidaklah mudah.
Apalagi di tengah lingkungan masyarakat yang seolah menganggap lumrah pacaran. Saya malu dan sangat menyesal pernah dengan kesadaran penuh bermaksiat kepada Allah.
'Ya Allah berilah petunjuk, saya ingin bertaubat,mohon berikan kekuatan. Agar saya mampu menghindari godaan syetan yang terkutuk.'
Sampai dengan saat ini saya masih saja bergetar dan marah pada kekhilafan saya di masa lalu. Pergi berdua dengan yang bukan muhrim, gandengan tangan, merindu, mencinta pada seseorang yang bukan haq nya.
Saya merasa jijik menghalalkan semua atas nama cinta. Tapi saya sepatutnya bersyukur karena Allah SWT masih mau menyentil saya, Allah masih berkenan meluruskan hati saya sebelum melangkah lebih jauh dalam kemaksiatan.
Pada akhirnya saya sadar tidak ada yang namanya pacar soleh, karena lelaki soleh tidak akan pernah mengajak pacaran.
Tidak ada yang namanya pacaran islami, karena dalam islam tidak ada yang namanya pacaran.
Suka heran kenapa status 'jomblo' banyak di bully. Salah dimana? Bahkan ada beberapa yang uring - uringan kalo sehari saja putus dari pacarnya, udah kaya dunia mau kiamat aja.
Apa dikira hebat yang bisa pacaran, apalagi yang bisa gonta ganti pacar?
Saya tidak sedang menghakimi atau sok suci. Demi Allah.
Saya mengatakan ini sebagai orang yang pernah salah dan mencoba untuk memperbaiki diri.
Jodoh adalah cerminan diri. Siapapun yang berusaha memperbaiki diri sama artinya dia sedang memperbaiki jodohnya.
Yang perlu di ingat menikah kemudian punya anak bukanlah sebuah ajang perlombaan siapa yang paling cepat dia yang bakal mendapat penilaian terbaik. Jangan menikah karena deadline, jangan menikah karena disuruh, jangan menikah karena terpaksa, jangan menikah karena latah dan ikut-ikutan, jangan menikah cuma karena usia, jangan menikah saat kamu sama sekali tidak yakin dengan pernikahanmu itu.
Ya, menikahlah saat hati merasa yakin! Mintalah petunjuk pada Allah, agar diberi kemantapan hati. Jika ternyata tidak ada keyakinan itu, belum terlambat untuk mundur. Jangan korbankan sepanjang sisa usiamu dalam penyesalan.
Pernikahan adalah ibadah sepanjang sisa usia, karenanya niatkan semua untuk ibadah. Niatkan dan bertawakal pada Allah sepenuhnya. Supaya apa? Supaya gak gampang dikomporin, supaya gak gampang menyerah, supaya gak se-te-res saat mendapat jodoh di luar ekpektasi, supaya tahan banting dalam segala medan pertempuran, supaya gak gampang ngeluh - ngeluh. Supaya gak makan ati tiap hari, kan bosen yakkkk!
Karena setiap pasangan menikah punya ujiannya masing - masing. Bersiaplah untuk segala kemungkinan, yang terburuk sekalipun. Karena sesungguhnya menghadapi komentar netizen tentang rumah tanggamu, tidaklah mudah.
Wassalam,
pertiwi
Be First to Post Comment !
Post a Comment