Dari sekian banyak tema pembicaraan dengan pak suami, dari mulai yang remeh temeh sampe yang menguras perasaan dan pikiran. Ngobrolin diskonan sembako, sale produk - produk inceran di mall, atau sekedar rencana jogging di saat weekend.
Yang berat kaya omongin tabungan, rencana renovasi rumah, investasi, bahkan tentang pola asuh anak. Yess banget ya kalo pasangan kita adalah seseorang yang tidak pernah bosan berbicara apapun dengan kita. Dan mendengarkan apapun yang kita bicarakan.
Dan sampailah pada tema yang sedikit dramatis dan melankolis.
"Kalo aq pergi ninggalin kamu duluan, apa kamu akan nikah lagi?" gitulah kira2 pertanyaan saya malem itu dengan hati berdebar dan sedikit melow.
"Pergi kemana?" rupanya si Bapak ini masih butuh penjelasan lebih dalam tentang pertanyaan saya tadi, atau mungkin beliau mengulur waktu untuk memberikan. Jawaban yang cukup membuat aku meleleh.
Dengan pertanyaan yang di balas pertanyaan sebenernya si Bapak ini mau tanya gini kali ya, " Kok nanyanya gitu, what wrong with you? Ada apa denganmu?"
Baiklah Pak, akan saya jelaskan mengapa hal ini perlu saya tanyakan sekarang. Anggaplah ini semacam wasiat terselubung yak hehehe..
Perpisahan adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Yang kejadiannya pasti terjadi baik cepat atau lambat. Dalam perpisahan ada 2 kemungkinan ditinggalkan atau meninggalkan. Buat saya itu sama beratnya.
Tak terbayangkan seperti apa, tapi sebagai manusia kita kudu realistis kan ya, meskipun ya udah sih wallahu alam aja.
Beberapa waktu lalu, ada salah seorang sahabat yang harus mengalami perpisahan dengan pasangannya. Yups istrinya meninggal karena sakit.
Itu yang saya lihat dari timeline sosial medianya. Sehari dua hari bahkan kuburannya pun mungkin masih basah. Banyak teman- teman yg mulai berkomentar macem - macem. Redaksinya banyak, intinya adalah "kapan nikah lagi?" "sama si anu aja" bla bla bla
Apa pantes?
Apakah selucu itu guyonan seorang sahabat?
Gak lucu sama sekali!
Oke, sang istri udah meninggal gak akan ada lagi itu namanya cemburu2annya dia, atau istilah jaga perasaan dia.
Tapi penghargaan dan penghormatan akan sosoknya apakah semudah itu terabaikan?
Gak tau yang salah si suami atau teman -temannya. Butuh hiburan? Itu wajar banget, manusiawi banget, apalagi dalam suasana duka begitu. Tapi tetep ya harus dalam batas - batas kesopanan.
Semoga saja kita menjadi manusia yang bijak, meski saat bergurau sekalipun.
Menghargai dan menghormati pasangan saat ada dan tiada. Juga di kuatkan dalam segala situasi.
Ya Allah, Jagalah pernikahan kami , jadikan dia jodohku dunia akhirat. Aamiin.
Be First to Post Comment !
Post a Comment